A. Wibi Wibawanto makin membulatkan tekadnya untuk terjun ke dunia politik. Pria muda yang dikenal sebagai off roader atau pembalap off road, melihat dunia politik sebagai peluang yang cukup menantang, untuk melakukan banyak hal terhadap masyarakat.
Wibi, memang beberapa kali mengikuti turnamen balap. Diantaranya adalah Kejurnas Speed Offroad Meikarta 2022. Selain itu juga Kejurnas speed Offroad Seri-2 di Sentul tahun 2022.
Ya, Wibi Wibawanto, dalam usianya yang masih muda, selain dikenal sebagai pembalap off road, ia juga dikenal aktif dalam berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan. Selain tercatat sebagai pengurus inti di Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Provinsi DKI Jakarta, dia juga aktif di beberapa organisasi lain.
“Saya melihat dunia politik memberi peluang yang cukup besar bagi kita untuk melakukan perubahan. Terutama untuk melakukan perubahan terhadap kebijakan-kebijakan untuk kepentingan rakyat,” katanya.
Memang, menurut pria kelahiran Semarang tahun 1987 ini, ada juga orang yang melihat dunia politik secara pesimis. Seperti, menganggap politik itu kotor, politik itu manipulatif, atau politik itu wilayah abu-abu.
“Tapi, kita juga harus melihat bahwa politik adalah bidang dimana kekuasaan dihimpun, kemudian dengan kekuasaan itu kebijakan-kebijakan dirumuskan hingga dijalankan,” katanya.
Di sini, Wibi melihat pentingnya anak-anak muda ikut berpartisipasi aktif dalam politik. “Prinsip-prinsip demokrasi memberikan kita peluang untuk tidak saja membuat politik menjadi kompetitif. Lebih dari itu, demokrasi juga memberikan ruang untuk melakukan cheks and balances,” katanya.
Melalui partisipasi politik, baik dalam hal memilih atau dipilih, maka kekuasaan akan menjadi lebih bisa diarahkan untuk kepentingan kebijakan-kebijakan yang menguntungkan rakyat.
“Nah, pada titik inilah saya merasa tarpanggil untuk masuk ke politik,” kata Wibi dalam perbincangan dengan redaksi, Kamis (26/01/2023).
Yang menarik, ketika ditanya apa alasan yang mendorong dirinya terjun ke politik, Wibi dengan bersemangat menjawab: “Kawan-kawan saya. Anak-anak komunitas!”
Rupanya, Wibi Wibawanto pernah menjalani hidup sebagai “anak tongkrongan”. Hidup dari komunitas-komunitas anak-anak muda yang kreatif.
Itu terjadi setelah dia lulus kuliah. Meski berasal dari keluarga yang cukup secara ekonomi, tapi Wibi sudah terbiasa mandiri. Segala pekerjaan dijalani.
“Dari anak-anak tongkrongan itu, saya kemudian kerja di advertising. Setelah itu, mulai masuk ke komunitas musik,” kenangnya.
Sekitar tahun 2014, Wibi sudah menjadi Road Manager untuk grup musik Indie. Pekerjaan ini membuatnya harus keliling banyak kota. Dan yang penting, teman-temannya semakin banyak.
Dari situlah Wibi tahu bagaimana kehidupan para pemusik Indie. Juga, komunitas-komunitas kreatif lainnya. “Secara umum, mereka apolitis. Tidak suka bicara politik. Bahkan, mereka tidak pernah mau ikut pemilu,” katanya.
Padahal, dalam pergaulannya, Wibi menemukan banyak hal yang bersifat “ideologis” yang diperjuangkan oleh anak-anak komunitas tersebut. “Kalau di komunitas pemusik, mereka juga punya idealisme. Mereka ingin mengekspresikan karyanya. Tapi, bukan hal yang mudah bisa mendapatkan penghargaan atau jaminan di negara ini,” katanya.
Dari situlah, muncul gagasan agar Wibi masuk ke politik. Salah satu tujuannya adalah: memperjuangkan nasib komunitas-komunitas kreatif di Indonesia.
“Jumlahnya besar. Mereka juga punya aspirasi. Namun, selama ini aspirasi tersebut sering diabaikan. Inilah yang memberi semangat bagi saya untuk terjun ke politik. Setidaknya, jika saya kelak masuk ke dunia politik, saya bisa memperjuangkan aspirasi kawan-kawan saya di komunitas Indie atau komunitas lain yang selama ini kurang dianggap keberadaannya,” kata Wibi. (*)